Kue bakul yang rasanya manis terbuat dari tepung ketan dan gula. Kue bakul berasal dari nama Nian Gao (Baca: nien kao). Nama ini punya arti tersendiri. Kata "kue" atau "gao" memberikan makna yang sama dengan kata dan arti "tinggi", sedangkan kata nian berarti "tahun" jadi secara simbolis diharapkan jabatan maupun kemakmuran semakin tahun dapat naik semakin tinggi. Kue keranjang mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang Tahun Baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang Tahun Baru Imlek. Kue bakul yang dijadikan sesaji sembahyang ini, biasanya dipertahankan tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15). Di samping itu berdasarkan mitos atau dongeng Dewa yang paling bisa mengetahui, keadaan di rumah adalah Dewa Dapur "Zao Wang Ye" (“Ciao Ong Ya” dalam bahasa Hokkian) sebab segala macam gosip banyak disebar luaskan pada saat sedang ngobrol di dapur ataupun dari makanan yang disajikan bisa mengetahui keadaan keluarga tersebut, apakah mereka keluarga mampu atau miskin. Setahun sekali sang Dewa Dapur ini pulang mudik cuti untuk sekalian laporan ke Surga. Sang Dewa Dapur ini terkesan rewel dan cerewet. Untuk menghindar agar Dewa Dapur tidak memberikan laporan yang salah, maka sebaiknya mulutnya disumpal terlebih dahulu dengan Kue Keranjang agar mulutnya menjadi lengket dan akhirnya tidak bisa banyak bicara dan kalau bisa bicara sekalipun pasti hanya hal yang manis-manis saja. Begitulah cerita kenapa kue keranjang sangat lekat dengan perayaan tahun baru imlek.Kue keranjang dari tahun ke tahun semakin bervariasi. Kalau dulu hanya dikenal kue keranjang dibungkus daun pisang, maka kemudian karena alasan praktis dan sulit mendapatkan daun pisang dalam jumlah banyak maka digunakan plastik untuk membungkus dodol khas Imlek ini. Kemudian muncul kue keranjang dengan variasi rasa mulai cokelat, pandan dan strawberry. Meski banyak variasi kue keranjang namun umumnya kue keranjang bungkus daun pisang tetap menjadi pilihan utama untuk kepentingan ritual sembahyang. Untuk orang tua pasti akan memilih kue keranjang daun pisang meski harganya lebih mahal. Kalau yang dibungkus plastik harganya Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram. Satu kilo isinya dua. Sedangkan bungkus daun pisang harga per kilonya Rp20 ribu hingga Rp25 ribu. Di malam Imlek, orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di restoran. Setelah selesai makan malam mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa. Makanan yang sering disajikan menjelang Imlek adalah ikan bandeng, sebab ikan ini melambangkan rezeki. Dalam logat Mandarin, kata "ikan" sama bunyinya dengan kata "yu" yang berarti "sisa". Seperti juga kata yu yang sering tercantum di lukisan gambar sembilan ikan, disitu tercantum nian nian you yu yang berarti "setiap tahun selalu ada (rezeki) sisa". Ikan bandeng mentah kalau pada hari biasa ditawarkan dengan harga Rp15 ribu per kilo, dua hingga tiga hari menjelang Imlek akan merangkak naik menjadi Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. Ikan bandeng menjelang Imlek biasanya dijual dalam ukuran besar. Berat satu ekor ikan bisa mencapai tiga hingga lima kilo. Tetapi kalau ukurannya lebih besar lagi dan dijual satu hari menjelang Imlek harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 50 ribu. Selain ikan bandeng yang juga sering disuguhkan teripang berwarna cokelat dan rasanya kenyal-kenyal ini memang merupakan makanan khas Imlek. Di samping kepiting berukuran besar biasa dicari orang untuk membuat sup hisit. Masakan berbahan dasar hewan laut agaknya memang telah menjadi tradisi menjelang Imlek dan biasanya acara makan malam diakhiri dengan menikmati bauh-buahan seperti apel dan jerik. Namun yang lebih diutamakan adalah menyiapkan buah jeruk kuning, yang lazim disebut sebagai "jeruk emas" (jin ju). Bahkan menjelang Imlek biasanya banyak dijajakan di pusat perbelanjaan dan pasar-pasar di daerah pecinan pohon jeruk (kim kiet, dalam dialek Hokkien ) dengan buah lebat atau buah jeruk masih disertai beberapa helai daun yang melambangkan kekayaannya akan bertumbuh terus.
Source: KapanLagi.com
No comments:
Post a Comment