Thursday, January 24, 2008

Tribute To Sir EDMUND HiLLARY

Liputan6.com, Wellington: Kabar duka bagi dunia pendakian. Sir Edmund Hillary, pendaki gunung pertama yang berhasil menaklukkan puncak Gunung Everest meninggal pada usia 88 tahun di Wellington, Selandia Baru, Jumat (11/01/08) pagi waktu setempat. Ia meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan enam cucu. Sir Edmund Hillary dan seorang sherpa Nepal, Tenzing Norgay, menjadi orang pertama yang menaklukkan puncak gunung tertinggi dunia itu pada 29 Mei 1953. Kematian Hillary ini otomatis menghilangkan pelaku sejarah penakluk pertama Mount Everest yang tersisa, menyusul wafatnya Norgay 22 tahun silam. Terlahir sebagai Edmund Percival Hillary pada 20 Juli 1919 di Tuakau, Selandia Baru, Hillary banyak bergerak sebagai aktivis kemanusiaan. Di antaranya memperbaiki kualitas hidup warga Nepal dengan membangun sekolah dan berbagai sarana kesehatan. Hillary menjadi warga kehormatan Nepal pada peringatan 50 tahun penaklukan Gunung Everest. Keberanian dan semangat Hillary membuatnya dianugerahi berbagai penghargaan. Salah satunya adalah gelar Order of The Empire dan Order of The Garter dari Kerajaan Inggris.
Liputan6.com, Auckland: Pemerintah Selandia Baru menggelar upacara bagi mendiang Sir Edmund Hillary di Anglican Church, Santa Maria, Auckland, Selasa (22/01/08). Pendaki pertama yang menaklukkan gunung tertinggi di dunia Everest wafat 11 Januari sillam di usia 88 tahun. Turut hadir dalam upacara ini adalah Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark. Datang pula istri Hillary, Lady June Hillary, serta putra Peter Hillary. Anak Tenzing Norgay, pemandu Hillary dalam ekspedisi ke Puncak Everest 29 Mei 1953 juga memberikan penghormatan terakhir. Di mata masyarakat dunia, Sir Edmund Hillary dikenal sebagai salah seorang petualang terkemuka di abad 20. Tetapi bagi warga Nepal, Hillary dikenal akan kerja kerasnya dalam memajukan Suku Sherpa selama lebih dari 40 tahun. Acara kenegaraan ini disiarkan langsung di Nepal dan Stasiun Penelitian Selandia Baru, Scott Base di Antartika yang didirikan oleh Hillary, 51 tahun silam. Rencananya, usai upacara jasad Hillary dikremasi sebelum abunya ditaburkan di Pelabuhan Waitemata.
Dua potong berita di atas dikutip dari liputan6.com, sebagai penghargaan kepada pahlawan penakluk puncak tertinggi dunia yang terletak di negeri di atas awan. Berikut sepenggal cerita yang dihimpun penulis dari forward e-mail, dalam bahasa yang tidak baku.
>>>Tenzing Norgay? Nama yang tidak asing lagi bagi sejarah pecinta hiking di dunia, termasuk penulis (fotonya yang sebelah kanan). Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh…..dari negara mana nama tersebut berasal?…..
Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya…mungkin juga belum…bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary…ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar. Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.
Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang Nepal menyebutnya Sherpa) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,035 kaki di atas permukaan laut dan menjadi orang pertama di dunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.
Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal, mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu, Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal diseluruh dunia.
Tetapi dibalik keberhasilan itu, Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncak Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary.
Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya:
Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?
Tenzing Norgay : Sangat senang sekali
Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak MountEverest?
Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia….
Reporter : Mengapa Anda lakukan itu???
Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya…..impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN<<<
Pembaca, apa yang bisa Anda petik dari kisah terbesar di abad ini??? Semangat? Perjuangan? Penghargaan? Kesetiakawanan? Kekompakan team? Yaa... apapun namanya, mari kita tunduk sejenak, berdoa dalam hati, semoga mereka yang telah menciptakan sejarah peradaban dunia, mendapat tempat terbaik di sisiNYA. Farewell my hero... Selamat jalan pahlawan...
Foto: The Original photo that taken by Robert D. McFadden> Sardar Tenzing Norgay, right, and Edmund Hillary at the British Embassy in Katmandu, capital of Nepal, on June 26, 1953. Re-published by The NewYork Times, January 10, 2008. Source: http://www.nytimes.com/2008/01/10/world/asia/11cnd-hillary.html?_r=1&oref=slogin

No comments: