Sunday, January 20, 2008

STOP Gila BELANJA ???

Konsumtif, menurut kamus adalah gejala kejiwaan berupa rasa tidak puas dalam konsumsi. Level lain dari konsumtif adalah gila belanja alias Snobis. Pada level ini, makanan tidak diukur dari soal gizi, tapi gengsi. Baju nggak pertimbangan nutup Aurat dan rapi, tapi mode dan merk.
Gaya hidup snobis, selain menguras kantong juga menyebabkan perekonomian tidak stabil. Sikap Exhibit Of Luxury -alias Gaya Hidup Mewah- merupakan biang kerusakan negeri ini Brur!!.
Bayangkan, saat tuntutan kebutuhan meningkat banyak orang bela - belain ambil kredit sampai korupsi…sehingga uang yg tersimpan di Bank berkurang…akibatnya index Suku Bunga Bank Indonesia meningkat (agar uang dapat ditarik)…inilah cikal bakal Inflasi..lalu Harga barang pokok sampai BBM naik…akhirnya musim DEMO deh di Istana Negara???..akhirnya banyak Parpol di DPR Nggedabruz!!! (Suroboyo-an mean: ngomong thok!). Kalau gini salah siapa coba?? Walaupun alasannya “sayang anak..sayang istri” tapi kayak gini ya nggak bener Rek!!.
“Tahukah kamu? Mantan Menteri Pangan RI, A.M. Saefuddin, sewaktu SR (Sekolah Rakyat -SD-) hanya berbekal 2 stel baju. Untuk mencapai sekolah pun Ia harus berjalan kaki 5km yang ditempuhnya dalam waktu 1jam.
Saat menjabat MENPANGAN, beliau tetap sederhana. Kendaraan dinas ia tolak dan lebih memilih naik KIJANG lamanya untuk berangkat ke kantor setiap hari.” Di era orde baru, siapa gak kenal Marie Muhammad, mantan Menkeu yang sekarang menjabat Ketua PMI Pusat. Selain sosok yang bersih transparan, beliau ternyata seorang low profile, mengendarai sendiri Kijang Grand-Extra-nya ke kantor... Mari kita sikapi hidup ini, melihat dunia dengan hati nurani, masih banyak yang butuh uluran tangan kita daripada tenggelam dalam pola hidup snobis.

Mari mencontoh low profile-nya penduduk Singapura, penampilan sederhana namun elegan, jauh dari kesan norak dan gila belanjanya orang Indonesia. Gak percaya, coba saja telusuri Orchard Road, distrik bisnis terbesar di jantung Singapura, akan tampak perbedaan antara orang Indonesia dan penduduk asli. Penulis pada suatu kesempatan wisata di HongKong, pertengahan April 2002, di kawasan Time Square, Distrik North Point dekat Sogo Dept. Store, tampak para ekspatriat bule di sana asik mengobrol dengan handset Ericsson model lama, type GH-688, produk model batangan / candybar yang awet keluaran Ericsson sebelum merger dengan Sony, padahal di masa itu, Nokia sudah meluncurkan seri ter-anyar, yakni N8250 dan N8310 dengan kisaran harga 2.6 - 3 juta rupiah. Weleh...weleh...weleh... Ayak-ayak wae...:)
Source: Forward e-mail dan olahan berbagai sumber.
Gambar: Hasil Kolaborasi Kompas - KPK dalam mendukung Anti-Korupsi, design uang pecahan Rp. 100.000,- dengan pahlawan Nasional yang sekaligus Wakil Presiden Pertama RI, M. Hatta tampak malu dengan generasi Indonesia saat ini. Ada - ada saja...:)

No comments: