Friday, March 21, 2008

WEDANG JAHE, BABLAS ANGiNE

Sedang berada di daerah yang berhawa dingin? Atau beberapa hari ini sering terjebak dalam hujan yang sangat lebat? Atau mungkin tubuh sedang dalam kondisi tidak fit? Monggo 'nge-wedang' jahe saja!
Wedang jahe, salah satu minuman khas Indonesia yang patut dibanggakan dan wajib dijaga keberadaannya. 'Wedang' yang berasal dari bahasa Jawa ini memiliki arti minuman panas. Resep pembuatannya sendiri dilestarikan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Bahannya cukup sederhana, hanya diperlukan jahe serta gula pasir dan air. Caranya pun mudah, bisa dibikin sendiri di dapur Anda.
Pilih jahe yang bagus, disarankan untuk memilih yang umbinya sudah tua agar rasa dan aromanya lebih tajam. Setelah itu bakar jahe hingga kulitnya agak gosong dan empuk, kupas, memarkan. Kemudian rebus dalam air dan tambahkan gula pasir. Agar rasa lebih nyoosss, bisa menambahkan rangkaian rempah lainnya seperti jahe merah, cengkih, merica dan serai. Bila ingin aroma lebih tajam dan wangi masukkan daun pandan yang telah dipotong-potong ke dalam rebusan wedang tersebut. Simpel dan tradisional sekali bukan.
Wedang jahe ini dianggap memiliki khasiat tertentu untuk menyembuhkan suatu penyakit. Konon, orang-orang dulu sering menggunakannya sebagai obat pereda sakit flu dan batuk. Ada pula yang menganggap bahwa wedang jahe dapat melegakan perut kembung serta meredakan rasa mual akibat masuk angin. Nah, bila kondisi kurang prima atau perut terasa kembung karena masuk angin, silakan saja menyeruput segelas wedang jahe dan hirup kepulan asapnya yang wangi. Hmm, pasti bablas angine...(dev/Odi). Catatan penulis: Wedang jahe, sama populernya dengan wedang Bandrek (Sumatera/Jawa), Sekoteng (Jakarta/Central Java) dan Ronde (Jogja). Untuk jenis yang terakhir ini, penulis sering minum di Alun-alun Kidul Keraton Ngajogjakarta, semasa liburan akhir pekan sewaktu tugas di Jakarta, 2001-2003.
Source: MEOK, by Ellyana Nurcahyanti, 14-03-2008

No comments: