Sunday, December 23, 2007

Tatakrama Kebudayaan CHINA

China dikenal sebagai sebuah negara dengan beragam etiket, budaya, tatakrama dan upacara. Di negeri China, banyak sekali pribahasa yang disampaikan secara turun-temurun seperti “kesopanan tidak menuntut biaya apapun” atau “sopan-santun perlu dilakukan timbal balik.”
Sebagai contoh, ada sebuah cerpen yang menarik. Pada suatu ketika, seorang pemuda melakukan perjalanan cukup jauh untuk mengunjungi temannya dengan seekor angsa yang akan diberikannya sebagai hadiah bagi temannya itu. Namun angsa itu kabur ketika masih dalam perjalanan dan setelah bersusah payah untuk menangkap angsa tersebut, si pemuda hanya bisa mendapatkan satu bulunya. Bukannya kembali pulang, si pemuda malah meneruskan perjalanannya dengan membawa hanya bulu angsa itu. Ketika menerima hadiah yang tidak diduga-duga itu, temannya sangat tersentuh akan cerita dan ketulusan hati si pemuda dan ungkapan ‘hadiah mungkin tidak seberapa nilainya, tapi ketulusan hati si pemberi itulah yang utama’ menjadi dikenal dimana-mana.
Tradisi
Orang China menyatukan dan saling menutupkan kedua tangannya untuk memberi hormat. Tradisi ini sudah berlangsung selama lebih dari 2000 tahun dan kini jarang digunakan kecuali pada Festival Musim Semi. Bersalaman kemudian menjadi jauh lebih popular dan digunakan pada acara-acara formal. Menunduk untuk menyampaikan penghormatan kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya, sering digunakan oleh mereka yang lebih rendah kedudukannya. Seperti bawahan terhadap atasan, pelajar dan para pembantu atau pelayan.,
Akan tetapi dewasa ini, anak-anak muda China cenderung hanya menganggukkan kepala ketika memberi sambutan. Sampai taraf tertentu, evolusi ini mencerminkan adanya peningkatan dalam kehidupan modern China. Kini sudah menjadi kebiasaan umum untuk memperkenalkan junior kepada seniornya, atau yang dikenal kepada yang belum dikenal.
Ketika Anda mulai berbicara dengan seseorang yang belum dikenal, topik pembicaraan seperti keadaan cuaca, makanan, hobi atau kegemaran, boleh jadi merupakan pilihan yang bagus untuk memecahkan suasana yang kaku. Terhadap seorang pria, pembicaraan tentang situasi sekarang, olahraga, pasar saham atau tentang pekerjaan biasanya berjalan dengan mulus. Sama dengan kebiasaan di Barat, Anda harus berhati-hati kalau bertanya kepada seorang wanita tentang masalah pribadi. Walau bagaimanapun, bicara yang santai tentang job atau kehidupan keluarga, tidak akan membahayakan posisi Anda.
Wanitanya akan senang sekali memberikan petunjuk tentang bagaimana membuat masakan China atau menyesuaikan diri dengan kehidupan setempat. Segala sesuatu akan berbeda apabila Anda sudah berkenalan dengan mereka. Mereka dikenal cukup memiliki rasa humor bahkan lelucon Amerika yang terkadang rada berlebihan.
Sebagaimana yang disebutkan di atas, orang China menganggap hadiah sebagai bagian penting dalam menyatakan rasa hormat. Akan cocok sekali memberikan hadiah pada berbagai kesempatan seperti festival, ulang tahun, hari pernikahan, mengunjungi pasien atau sahabat yang lama tidak ketemu.
Beberapa tradisi, budaya dan tatakrama yang masih dipegang teguh saat ini:
1. Jika Anda diundang ke sebuah pesta keluarga, hadiah kecil seperti anggur, teh, rokok, atau permen akan diterima dengan senang hati. Selain itu buah-buahan, kue kering dan bunga bisa menjadi pilihan yang aman.
2. Angka ganjil dianggap sial, jadi hadiah perkawinan atau hadiah ulang tahun untuk mereka yang sudah berumur selalu dikirimkan berpasangan. Ini sesuai dengan yang selalu dikatakan orang tua bahwa berkahnya pun akan sepasang nantinya. Walau empat adalah angka genap, namun diartikan sebagai kematian dalam budaya China. Begitu juga dengan angka tiga belas (13). Beberapa gedung gedung mewah yang ditata dengan konsep budaya China, menghilangkan angka tiga belas untuk lantai tiga belas atau tingkat tiga belas dan menggantinya menjadi lantai empat belas-A dan empat belas-B.
3. Bentuk atau gambar bulatan dianggap sebagai perpisahan. Sehingga hadiah berupa jam kedengaran seperti menghadiri upacara pemakaman, dan ini menjadi pantang (tabu).
4. Pemberian hadiah sangat tidak cocok di depan umum kecuali untuk sejumlah tanda mata. Maksud Anda yang baik atau dengan ucapan terimakasih dengan memberikan hadiah seyogiannya diprioritaskan, tapi tidak dengan harga dari hadiah itu. Kalau Anda memperhitungkan harganya, maka si penerima hadiah kemungkinan akan salah paham dan menganggapnya sebagai suap atau sogokan.
5. Tradisi memberikan sejumlah uang dalam amplop merah kecil, dikenal dengan sebutan “ang-pao”, yang diartikan ‘bungkusan merah’ hanya boleh diberi oleh orang yang telah berkeluarga kepada si penerima yang merayakan berbagai even seperti selamatan peresmian rumah, gedung, pernikahan, ulang tahun anak maupun orangtua atau dalam tradisi merayakan hari raya Imlek (Tahun Baru China; dalam sebutan orang Malaysia). Uniknya, jumlah uang yang diberi dalam ‘ang-pao’ tersebut tidak boleh ganjil.
6. Angka delapan (8) merupakan angka keberuntungan dalam budaya China yang berarti meraih berkah / hoki. Tidak heran misalnya, angka delapan yang paling dicari dalam memilih nomor rumah, nomor kenderaan, hari baik maupun dalam bentuk-bentuk lain seperti nomor telepon seluler. Beberapa angka keberuntungan yang paling dicari adalah 168, 138, 688, 1688 dan 6688.
7. Batu Giok (Jade) merupakan batu khas negeri China yang telah berumur ribuan tahun sebelum Masehi. Bahkan salah satu dinasti kerajaan Tiongkok kuno (penulis belum dapat data), membuat dan membangun istana kerajaannya dari bahan alam batu Giok. Konon, batu Giok ini dipercaya menambah wibawa, membawa keberuntungan bagi si pemakai dan menolak bala / musibah. Uniknya pula, secara tradisi, kaum muda yang belum menikah / belum berkeluarga tidak dianjurkan untuk memakai batu Giok, walau tidak dilarang. Sejauh ini belum diketemukan alasan-alasan untuk hal ini.
8. Pernikahan satu marga dalam budaya China, sejauh ini masih dapat ditoleransi apabila dalam arti tidak berada dalam satu suku (race). Bangsa China, dari jaman Tiongkok Kuno, sebelum peradaban manusia dimulai, menyebar ke seluruh dunia melalui berbagai ras. Mereka menyebar sampai Utara meliputi Ras Jepang dan Korea, Timur Jauh meliputi Ras Mongoloid sampai Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan. Di Asia meluas sampai seluruh dataran yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Laos, Cambodia, Vietnam, Myanmar (Burma). Dewasa ini diperkirakan hampir 1.8 milyar ras China tersebar di lima benua, termasuk Asia sebagai mayoritas.
Di China sendiri, ratusan suku tersebar di 27 propinsi, mulai dari Heilongjiang, propinsi paling Utara berbatasan dengan Rusia, Xinjiang paling Timur berbatasan dengan Kazakhstan sampai Yunnan dan Hainan, propinsi paling Selatan berbatasan dengan Burma dan Vietnam. Suku utama di China seperti Fujian (Hokkien) mayoritas Chinese Medan, Canton, Hakka (Khek) dan Tio Jiu (baca: tio ciu). Empat suku utama ini tersebar hampir ke lima benua yang disebut Chinese perantauan (Hua Kiau) disamping ratusan suku lainnya. Dalam satu suku, terdapat ratusan marga, yang juga tersebar di suku lain. Pernikahan antar suku yang masih satu marga masih dapat ditolerir, kecuali ikatan dalam satu marga, satu suku.

Source: The Author @21122007

No comments: