Monday, November 12, 2007

The Author

Location: Sipiso-piso Waterfall, Merek Hill Area, Toba Highland - Tanah Karo Simalem at 19/08/2007.
Penulis lahir di Medan pada tahun 1975 silam. Tumbuh dan berkembang di lingkungan dan kawasan Grand Sultan Maimoon, kerajaan Melayu Deli tertua di Sumatera. Di wilayah ini mengalir sungai Deli, sungai utama yang membelah inti kota Medan. Wilayah domisili penulis hanya berjarak 200 meter dari Istana Maimoon, singgahsana legenda kerajaan Deli tertua. Berjarak 1.5 km dari Lapangan Merdeka dan Bandara Internasional Polonia Medan, dekat dengan kawasan sejarah tua kota Medan di Kesawan, yakni perumahan Tjong A Fie, satu-satunya etnis China yang berpangkat mayor pada masa kolonial Belanda. Kini kawasan ini dikenal sebagai pusat jajanan terbuka pada malam hari dengan nama Kesawan Food Square. Anda dapat menikmati wisata kuliner dengan berbagai makanan khas Medan diiringi live music.

Menyelesaikan pendidikan dasar, menengah dan atas di lingkungan sekolah Katolik di bilangan Jalan Pemuda. Pada akhir tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan S1 Agronomy di Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan, dengan predikat "cum laude".

Sejak 1998 - 2000, aktif mengelola onfarm agribisnis berpatungan dengan rekan satu alumni di Dataran Tinggi Toba, tepatnya di Desa Aek Hotang, Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo Simalem, Sumatera Utara. Januari 2001, penulis hijrah ke Jakarta mengelola perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pengadaan dan distribusi. Kemudian Februari 2004 - November 2005, migrasi lagi ke Pulau Dewata, Bali. Tepatnya dari Taman Griya - Nusa Dua, bersama dengan rekan asal Medan, menjalankan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang distribusi consumer goods.

Sampai saat ini, penulis berdomisili di Medan, berprofesi sebagai konsultan teknis perkebunan kelapa sawit, khusus anggaran dan pengawasan, kemudian sebagai pemerhati masalah sosial, layanan publik, lingkungan hidup maupun keanekaragaman hayati di Indonesia. Sejumlah daerah di Sumatera Utara, dimulai dari Langkat, Deli Serdang, Sergei, Asahan, Labuhan Batu, Tapsel, Tapteng, Taput, Tobasa, Simalungun dan Tanah Karo pernah dikunjungi dalam rangka perjalanan usaha, tugas, maupun sebagai pemerhati lingkungan hidup.

Saat menetap di kawasan Grogol, Jakarta Barat, penulis berkesempatan berkunjung ke sejumlah daerah si sepanjang pantai Utara Jawa, sampai ke ujung pantai Selatan di Desa Nelayan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, sebelum akhirnya menyeberang ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk. Selama menetap di pulau seribu dewa, penulis juga sampai ke Lombok, dan NTT. Perjalanan ke Kupang, ibukota provinsi NTT semasa tahun 1994, ditempuh dengan penerbangan Merpati dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Nusa Dua - Bali selama 1.5 jam. Eltari, demikian nama bandara domestik di Kupang, pada masa itu hanya dilayani jalur perintis Merpati dan StarAir (saat ini tidak beroperasi lagi karena pailit). Dari Kupang, penulis sampai ke Dili, ibukota Republic Democrate Timor Leste (RDTL), dikenal juga dengan nama Bumi Loro Sae yang dulu menjadi provinsi paling Timur di Indonesia sebelum memisahkan diri sejak 20 Mei 2002 lalu. Dari Kupang pula lah, penulis juga berkunjung ke Negeri Angin Mamiri, Makassar, Sulawesi Selatan via laut, pulau demi pulau dengan satu tujuan, melihat kekayaan alam Indonesia yang tetap lestari sepanjang masa. Semua perjalanan di kawasan Timur Indonesia adalah dalam rangka tugas perusahaan dan wisata pribadi.

Akhir kata, blog sederhana ini dibuat untuk memory pribadi maupun akses publik, tempat berbagi saran, ide maupun usulan yang positif bagi siapa saja, kapan dan dimanapun berada dengan tujuan melestarikan nilai - nilai budaya manusia, wahana ilmu pengetahuan agar selaras dengan alam tempat kita bernaung. ONE WORLD - Under The Friendly Sky - Under The Same Sun.
>>Penulis dapat dihubungi melalui email: darma168@gmail.com
>>No SPAM, SEX, SARA, politik dan propaganda. Than'x !

No comments: